Minggu, 05 Juni 2022

 

3.1.a.9. Koneksi Antar Materi - PPengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran

a. Sintesis berbagai materi

Tahap pembelajaran dalam CGP dimulai dari filosofi pendidikan KHD, praktik pendidikan yang sesuai dengan filosofi pendidikan KHD, dan tahap ketiga adalah mengelola pendidikan yang hidup di suatu ekosistem. Perlu disadari bahwa tahapan-tahapan tersebut hanyalah bekal dasar untuk saya dan para CGP, untuk kemudian bersama-sama dikembangkan dalam komunitas praktisi dalam menghadapi dinamika pendidikan ke depan.

                Jika diumpamakan tiga tahap pembelajaran dalam CGP, tahap  filosofi pendidikan adalah mengenali DNA pendidikan, tahap kedua adalah menghidupkan organ akar, batang pokok, bunga dan buahnya  pendidikan. Tahap ketiga ini adalah kesadaran organis pada lingkungan dan alam sekitar. Pendididikan sebagai entitas yang hidup di konteks jaman dan konteks alam yang berbeda-beda tentu saja secara kodrati memiliki cara hidup yang berbeda pula untuk dikembangkan.

Pada modul 3.1 Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran, saya belajar bahwa guru, kelas, sekolah, dan masyarakat hidup dalam sebuah ekosistem yang saling terkait dan saling mempengaruhi. Hubungan yang baik akan menjadikan setiap entitas dalam ekosistem saling mendukung sehingga bisa bersama-sama bertumbuh dan berkembang. Menjadi Pemimpin Pembelajaran  dalam Pengelolaan Sumber Daya pada dasarnya adalah harus menjadi entitas yang berintegritas sehingga bisa menjalankan fungsi dan perannya di dalam ekosistem di tempatnya hidup dan tinggal. Sebagai pemimpin pembelajaran saya sadar bahwa murid pertama-tama membutuhkan untuk mengenali dirinya sendiri dan berikutnya mengenali kebutuhannya untuk bertahan hidup dalam sebuah ekosistem serta bisa memainkan peran yang positif dalam lingkungannya tersebut. Guru sebisa mungkin untuk menjadikan murid sebagai pemeran utama dalam proses pembelajarannya, tut wuri handayani.

Kepemimpinan pembelajaran yang tepat akan membantu proses pembelajaran murid menjadi lebih berkualitas dengan melibatkan murid dengan problelatika mereka sendiri dan problematika yang terjadi di lingkungannya. Ekosistem yang disadari dan dihadirkan kepada murid dengan keterlibatan mereka di dalamnya akan memberi tenaga kepedulian, tenaga kreatif dan inovasi yang lebih kuat daripada sebuah dunia artifisial yang diada-adakan. Realitas sosial adalah suatu kehidupan yang akan memberi imbal balik nyata terhadap setiap tindakan yang dilakukan oleh murid terhadap ekosistem yang didukungnya. Pendidikan semacam ini akan membantu murid memiliki nalar yang lebih teruji, bukan oleh nalar gurunya namun oleh nalar kehidupan itu sendiri, bagaimana proses sebab akibat yang lebih kaya dalam kehidupan terjadi.

                Muara dari setiap pendidikan adalah bekal kemampuan murid menjawab masalah hidupnya. Melibat dalam kehidupan yang dijalaninya dengan murid sebagai subjek pembelajar yang tumbuh motivasi internal. Murid yang dibekali kemampuan mengenali ekosistem dimana dan bagaimana cara kerjanya akan menjadikannya tidak lagi gagap saat sudah lulus dari sekolah.

                Pelatihan pada modul ini menjadikan saya semakin mantap dan yakin bahwa guru sebagai pemimpin pembelajaran sebaiknya belajar menumbuhkan motivasi internal pada murid, memahami kebutuhan murid, dan mendorong murid untuk memiliki inisatif dalam proses belajar. Selain memberdayakan dan mengelola dirinya, sebaiknya murid juga mulai dikenalkan kepada isu-isu lokal dan global baik tentang isu lingkungan maupun sosial.